http://guraru.org/wp-content/uploads/2014/01/29x399.jpg |
Saya berani taruh, jika seorang guru di beri 2 tawaran atau pilihan: (1) Bekerja di Bank sebagai Teller dengan gaji 3 juta / bulan, dan yang (2) Menjadi guru dengan gaji 450rb /bln. JUJUR PADA DIRI SENDIRI? MANA YANG KITA PILIH? Saya berani bertaruh, pasti pilihan pertama yang di ambil. Terus itu salah? Ya enggak. Jelas itu pilihan benar, menurut pemikiran guru yang notabene adalah MATA DUITAN dan bukan cita-cita utamanya. Karena hitung-hitungan yang dia ambil adalah konsep ekonomi. Terus? Gimana dengan guru yang TIDAK MATA DUITAN? Jelas menjadi teller adalah bukan cita-citanya. Tapi menjadi GURU adalah cita-cita utamanya. Dia tidak melihat utama adalah Nilai rupiahnya, tapi pekerjaannya selaras dengan cita-citanya. Duit segitu hidup jaman sekarang mana cukup? Ya jelas emang gak cukup ibu-ibu bapak-bapak, kalau di hitung perharinya cuman 15rb, makan 3x sehari di warteg aja gak cukup. Terus saya harus terima atau tidak? It’s your choice! Itu pilihan anda, anda berhak menentukan. Bukan MENGELUH. Terus gimana caranya saya pengen jadi GURU dengan gaji seperti TELLER bahkan mungkin seperti MANAGER BANK. Bisakah? Jelas bisa. Cobalah melamar Guru di sekolah-sekolah bertaraf Internasional atau Guru di Luar Negeri sana. Mampu enggak? Tanya pada diri masing-masing. Terus kalau gak mampu gimana? Belajar, dan berkaryalah seperti guru-guru di sekolah-sekolah bertaraf internasional atau guru luar negeri agar bisa setara dengan mereka dan kita mampu mengajar di sana. MALES AH! Ngapain belajar-belajar lagi, kan sudah belajar pas di kuliah. Ya sudah! Lagi-lagi itu pilihan anda! Tidak ada yang memaksa. Kenapa memaksa jadi guru dengan ilmu pas-pas-an mau gaji besar. Kan pekerjaan di luar sana banyak yg menggaji besar, sales TOKO aja gede gajinya. Kenapa enggak keluar aja dari guru terus cari pekerjaan yang gajinya sesuai keinginan anda. Saya rasa anda mampu kok. Karena di luar sana hanya butuh kerja keras, jujur dan mampu berhitung matematika dasar dengan benar serta loyal terhadap perusahaan. Kenapa kita sibuk membeli Chiki undian berharap berhadiah Mobil di dalamnya? Kenapa enggak mencari modal untuk membeli Chiki dan menjual sebanyak2nya agar kita bisa beli Mobil.
Kalau mau boleh jujur ya, saya baru jadi guru sekitar 1 tahun, selama kuliah pendidikan saya bekerja di perusahaan selama 7 tahun untuk kebutuhan kuliah saya. Selesai kuliah saya langsung menyebarkan lamaran ke sekolah-sekolah untuk mengejar cita2 saya. Enam bulan berikutnya saya di terima di sekolah yang PASTI kita tahu gaji guru seperti apa? Mirip anda mencincang wortel. Pertama kali saya masuk, sungguh ironis. Kenapa guru-guru banyak mengkambinghitamkan anak-anak karena tidak mampu di pelajarannya. Sedikit sekali yang mencari kehebatan anak tersebut, tidak pernah bertanya pada diri sendiri “APAKAH METODE MENGAJAR SAYA YANG SALAH?” tapi kebanyakan menyalahkan “EMANG ANAK-ANAKNYA SEPERTI ITU, IQ MEREKA YA JONGKOK-JONGKOK” terus saya jadi bertaya “EMANG IQ GURUNYA BERAPA?”
Ohhh…jadi bapak ini hebat yah? Baru jadi guru 1 tahun sudah HEBAT mengkuliahi GURU-GURU senior yang mungkin umur dan pengalamannya lebih jauh terpaut. Baru BAU KENCUR sudah sotoy. Bukan maksud seperti itu ibu-ibu/bapak-bapak, saya hanya mengingatkan kembali cita-cita awal kita. Terus gimana dengan guru-guru yang emang bukan cita-cita awalnya menjadi guru? Kalau yang ini I DON’T CARE! Mau pahami silahkan mau cuekin, ya emang cara pikir dan pandang kita dari awal sudah berbeda.
Kita tahu Negara-negara maju menggaji gurunya sangat besar. Contohnya Singapura, gaji guru di sana sekitar Rp. 512jt/thn atau sekitar Rp.42jt/bln tertinggi di dunia. Negara Finlandia yang sistem pendidikannya di gadang-gadangkan Negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Guru di gaji di sana Rp.321jt/thn atau sekitar Rp.27jt/bln. Lalu saya pengen tanya sama guru-guru kita? MAMPUKAH KITA MENGAJAR DI SANA? Yang mampu unjuk jari? Paling mentok kebanyakan guru kita di sana adalah mengajar BAHASA INDONESIA. Lalu pernahkah? Kita mencari tahu, KENAPA GURU DI SANA GAJINYA BESAR-BESAR? Hayo ibu-ibu bapak-bapak, cobalah cari tahu. Jangan guru-guru kita hanya tahu pake INTERNET itu cuman pake buka FACEBOOK dan DONLOT RPP doang atau cuman NONTON YOUTUBE. Cari tahulah bagaimana cara mereka mengajar, bagaimana cara mereka memecahkan masalah murid-muridnya. Menjadi guru di Singapura, Amerika, Korea Selatan, Jepang, Jerman, Swiss, Belanda, Inggris, Spanyol, Perancis, Finlandia dll yang berani gaji gurunya di angka puluhan juta tidak lah mudah. Menjadi guru di sana harus memiliki akademis yang hampir sempurna, IQ mereka harus di atas rata-rata para Manager perusahaan-perusahaan. Banyak guru2 di sana yang terpaksa bekerja di perusahaan karena tidak mampu ilmu dalam mengajar. Bukan sebaliknya. Karena mereka harus memiliki ilmu dan kreatifitas yang kompleks. Gak cukup cuman ngerti dasar 1+1=2.
Mari ibu-ibu/bapak-bapak guru yang cita-cita awalnya emang menjadi GURU. Bukan mengajar. Karena semua orang bisa mengajar tapi tidak semua orang bisa menjadi GURU. Mari kita tingkatkan ilmu kita metode mengajar kita, tingkatkanlah IQ kita di atas rata-rata manager-manager bank/perusahaan. Isya Allah rezeki itu datang sesuai benih yang kita tanam, karena tujuan kita mulia yaitu "MENDIDIK MANUSIA". Yakinlah bukan kita yang mencari sekolahan yang bergaji besar, tapi akan banyak sekolah2an bergaji besar yang meminang kita untuk bergabung dengan mereka. Bahkan mungkin pemerintah juga akan mencari kita. Berarti kita sombong dong? Gak butuh sertifikasi? Kata siapa? Kita tetap butuh. Tapi anggaplah itu sebagai Bonus dari kerja keras kita. Bukan mengeluhkan pemerintah karena sistem sertifikasi yang menyulitkan kita.
Dan…Yang ibu-ibu/bapak-bapak guru yang cita-cita awalnya BUKAN menjadi GURU maka saya tidak ajak MARI MASUK….tapi MARI KELUAR….di luar sana banyak perusahaan-perusahaan yang mampu menggaji anda lebih besar. Dan saya rasa anda pasti mampu…
Saya mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan di hati saudara-saudara. Saya tidak maksud mengkuliahi, bahkan saya di sini masih bau kencur, masih banyak belajar dan butuh bimbingan senior-senior yang sudah berpengalaman. Mohon bimbingannya…. \^_^/ *Fighting Guru! yeahh!* #koreanstyle :D xixixi